Desa Nglanggeran Kecamatan Patuk yang terletak di Kab. Gunung Kidul Jogjakarta
dulu dikenal sebagai daerah gersang, tapi kini Nglanggeran menjadi primadona
destinasi wisata Jogja kaerna keunikan susunan geologi dan topografinya
menawarkan keelokan alam yang memukau, membuat Nglanggeran menjelma menjadi
titik penting destinasi wisata di kota Jogjakarta.
Embung Nglanggeran Gunung Kidul Jogjakarta |
Sejak beberapa tahun terakhir, kawasan Nglanggeran di bagian
utara Gunung Kidul Jogjakarta menjadi unggulan baru destinasi wisata. Lokasi
ini menjadi tempat menjulangnya Gunung Api Purba Nglanggeran, gunung dengan
ketinggian 200-700 meter diatas permukaan laut yang litologinya terbentuk dari
material vulkanik tua. Batu-batuan berwarna cokelat tua sisa aktivitas gunung
berapi membentang di gigir gunung menjadikannya berbeda dari gugusan kurst yang
membentuk sebagian besar wilayah Gunung Kidul.
Gunung Nglanggeran memiliki beberapa puncak antara lain Gunung
Kelir, Gunung Blencong, Gunung Gedhe, Gunung Bongos, dan Gunung Buchu. Puncak
tertingginya ada di Gunung Gedhe. Para pendaki kerap beristirahat atau berkemah
di Gunung Gedhe ini. Terletak di tengah-tengah Gunung Nglanggeran, tempat ini
strategis untuk melihat pemandangan dan menangkap momen matahari terbit atau
terbenam. Untuk mendaki Gunung Nglanggeran sendiri dibutuhkan waktu setengah
jam untuk mencapai puncaknya.
Embung tadah hujan, kolam penampungan air – Tahun 2013 ini
magnet kawasan Nglanggeran kian kuat karena dibangunnya Embung Nglanggeran,
embung tadah hujan di sisi gunung api purba. Embung yang diresmikan pada
tanggal 19 Februari 2013 ini oleh Sultan Hamengku Buwono 10 ini dibangun selama
kurang lebih dua bulan. Karena karakteristik Gunung Kidul yang mudah menyerap
air, bagian dasar dan dinding Embung Nglanggeran dilapisi dengan geomembran
yang didatangkan dari Jerman. Daya tahan pelapis ini kurang lebih 100 tahun.
Embung Nglanggeran sendiri bisa menampung sekitar 1.200 meter kubik air. Disekitar
embung, terdapat durian dan kelengkeng seluas 20 hektar. Nah dengan dibangunnya
Embung Nglanggeran ini ketika tidak turun hujan, maka digunakanlah air yang
berada dalam embung untuk mengairi kebun buah.
Gunung Api Purba Nglanggeran |
Minat wisatawan terhadap objek baru ini sangat baik karena
rata-rata perhari didatangi 300-400 wisatawan. Embung dan kebun buah tersebut
kini dikelola Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) dan Gabungan Kelompok Tani
(Gapoktan) Nglanggeran. Sejak embung dan kebun buah ini dibangun, kegiatan
ekonomi warga meningkat. Pendapatan warga selain dari tiket masuk kawasan
wisata, berasal dari bisnis kuliner dan warung-warung kecil yang mulai
bermunculan.
0 comments:
Post a Comment