Melihat penampilan Siti Cholifah
(45) yang terlihat diantara peserta Kongres Dispora Indonesia ke-2 di Jakarta
Convention Center, pekan lalu, tidak pernah terbayang bahwa dia
pernah menjadi tenaga kerja wanita di Arab Saudi. Dia terlihat anggun
dengan busana panjang berwarna dusty pink yang dipandu selendang dan
jilbab dengan warna senada. Di samping dia berjalan Mohammed
Abdulkareem, suaminya yang berasal dari Arab Saudi.
Siti Cholifah kini bukan lagi tenaga
kerja wanita (TKW) melainkan busana butik busana pesta di Kota
Damman, Arab Saudi. Suka duka sebagai TKW telah ditinggalkannya.
Kini, bersama sang suami, Siti menjadi pemilik butik bernama Iman
Fashin dan Restoran Nusantara.
Namun, dalam dunia usaha, dia tidak
dikenal sebagai Siti Cholifah. Dikalangan pelanggan orang-orang Arab
Saudi, Siti Cholifah dikenal sebagai Amira. Sementara dikalangan
orang-orang Indonesia dia dikenal sebagai Dea.
“Itu nama-nama saya untuk urusan
bisnis,” kata Siti sambil tersenyum.
Dari TKW Menjadi Pengusaha Sukses |
“Banyak baju yang pernah saya
pakai langsung dibeli atau disewa orang. Saya memang memanfaatkan
diri sendiri sebagai manekin berjalan. Dengan begitu, pelanggan bisa
langsung melihat seperti apa model baju itu jika dikenakan. Ternyata
cara ini efektif untuk promosi. Banyak baju yang modelnya beberapa
kali saya buat karena tingginya permintaan,” katanya.
Siti yang hanya menempuh pendidikan
hingga 1 SMP tak pernah membayangkan dirinya bakal menjadi pengusaha,
apalagi diluar negeri. Menurut dia, kuncinya tak semata-mata
pendidikan atau modal, tetapi yang lebih penting adalah keterampilan
dan tekad kuat.
Bisnis yang dibangun Siti boleh
dibilang bukan diberikan oleh suaminya. Ia sendiri yang merintis dan
membesarkan usaha itu. Suaminya kini menjadi mitra bisnis untuk usaha
rumah makan karena untuk berbisnis di Arab Saudi dia harus bermitra
dengan warga asli.
Siti yang lahir dan besar di Suku,
Malang, Jawa Timur, pernah menikah dan mempunyai anak. Namun,
perkawinannya kandas. Untuk menghidupi anak-anaknya ia mengambil
kursus menjahit sambil bekerja serabutan. Ia kemudian menerima
jahitan.
Namun, penghasilan sebagai penjahit
tidak mencukupi kebutuhannya sehari-hari. Oleh karena itulah ketika
ada seorang sponsor pencari tenaga kerja menawarinya untuk bekerja
menjadi TKW, Siti pun setuju.
“Saya berangkat ke Jakarta dan
masuk ketempat penampungan TKW. Di tempat ini saya bercerita bisa
menjahit dan merias pengantin. Rupanya dengan cerita itu, saya lalu
“dijual” kepada agen lain. Saya tidak jadi bekerja sebagai
pembantu rumah tangga, tetapin disuruh merintis garmen milik orang
Arab Saudi,” ujarnya.
Di Arab Saudi, Siti tidak bekerja
sebagai penjahit semata. Dia juga melakukan berbagai pekerjaan, mulai
dari membeli bahan, merancang, menjahit hingga mengurus tenaga kerja
yang ada di perusahaan garmen tersebut. Sementara gaji yang
diperolehnya hanya 800 riyal atau sekitar Rp. 2 juta. Di tempat ini,
Siti hanya mampu bertahan bekerja selama 11 bulan.
Kemudian dia memilih pulang kampung.
Di kampung, Siti malah merasa tidak betah dan ingin kembali bekerja
ke Arab Saudi. Dengan bantuan seorang teman, dia bisa kembali bekerja
pada perusahaan garmen.
Namun, kali ini penghasilannya lebih
baik, yakni 1.000 riyal. Penghasilannya itu kemudian meningkat 1.200
riyal. Setelah dua tahun bekerja, dia berani mengajukan agar
penghasilannya dinaikkan menjadi 1.500 riyal. Sampai kemudian dia
bisa mendapatkan penghasilan dengan sistem bagi hasil. Majikannya
kesulitan menolak hal itu karena hasil jahitan Siti memang bagus.
Suatu kali Siti ke pasar dan bertemu
Mohammed Abdulkareem. Pria itu jatuh cinta kepadanya dan bertekad
menikahinya. Melihat keseriusan Mohammed, Siti bersedia menikah
dengannya. Namun, cinta mereka ditentang keluarga Mohammed.
Akibatnya, pasangan ini memulai hidup dengan uang terbatas.
“Waktu itu uang yang kami miliki
hanya cukup untuk menyewa flat. Flat kami kosong melompong, tidak ada
tempat tidur, tidak ada mesin jahit. Saya bingung bagaimana harus
bekerja. Apalagi, waktu itu suami juga keluar dari pekerjaannya di
bank,” ceritanya.
Meski demikian, Siti tak habis akal.
Dia menghubungi para pelanggan lamanya. Melihat kondisi Siti yang
tengah kesulitan, para pelanggannya bersedia membayar jahitan mereka
sebelum selesai dikerjakan. Dengan uang itu, ia bisa membeli mesin
jahit dan benang.
“Perempuan Arab biasanya senang ke
pesta. Jika sudah berpesta, mereka jorjoran dalam berbusana. Di luar
rumah mereka memang memakai abaya hitam, tetapi setelah berada di
kalangan perempuan, abaya itu dilepaskan. Mereka langsung “pamer”
busana yang dikenakannya,” ujar Siti.
“Mereka senang dengan baju
rancangan saya karena desainnya glamor, penuh pernak-pernik yang
gemerlap. Mertua saya pun akhirnya mau menerima kami setelah melihat
karya-karya saya,” ujarnya.
Setelah memiliki butik, sejak tiga
tahun lalu Siti juga membuka restoran masakan Indonesia, namanya
Restoran Nusantara. Usaha ini yang menjadi pengelola suaminya.
Jika membandingkan penghasilan
restoran dan butik, ia mengaku penghasilan dari restoran memang belum
sebesar butik. Namun, Siti senang karena dengan adanya restoran itu
membuat dia bisa mempromosikan kuliner Indonesia sekaligus menjadikan
rumah makannya sebagai tempat pelepas kangen warga Indonesia di
Dammam.
Siti bisa dibilang salah seorang
sosok yang ikut membawa Indonesia ke Dunia Internasional. Semua
tenaga kerja pada usahanya adalah orang Indonesia. Ia bercita-cita
tak hanya membuka lapangan kerja bagi warga Indonesia di Arab Saudi
tetapi juga membuka lapangan kerja di Indonesia.
Ia ingin agar lebih banyak perempuan
Indonesia melengkapi diri dengan keterampilan. “Pendidikan itu
penting, tetapi keterampilan dan tekad kuat pun tak kalah penting,”
ucap Siti.
Ass. Perkenankan saya untuk memohon maaf sebesar - besarnya jika apa yang saya ceritakan nantinya akan membuat anda tersinggung, sebelumnya perkenalkan nama saya Herlina Parawati, saya berasal dari Deli Serdang, saya seorang istri dari ibu 4 orang anak. Awalnya kehidupan keluarga saya sangatlah bahagia. Walaupun penghasilan suami saya hanya mampu mencukupi kebutuhan sehari - hari keluarga kami, saya sangatlah bersyukur dan tak lama kemudian alhamdulillah suami saya diberikan kenaikan jabatan oleh atasannya, kehidupan kami mulai menanjak naik dan kami berpikir untuk membuka usaha. Singkat cerita sekali lagi saya sangat bersyukur sebab usaha ayam bakar yang kami buat sangat laris sehingga mendatangkan keuntungan besar bagi kami sekeluarga. Untuk memperbesar usaha kami, saya dan suami akhirnya memberanikan diri untuk meminjam uang di bank,setelah itu saya mendirikan cabang warung ayam bakar saya di berbagai daerah di Indonesia. Dengan jumlah karyawan kurang lebih 150 orang. Semula perkembangan usaha kami cukup baik, namun setelah setahun kemudian usaha kami mulai meredup dan cabang cabang warung ayam bakar kami mulai tutup satu per satu. Akhirnya usaha kami bangkrut dan menyisakan utang bank yang sangat besar bagi kami sekeluarga. Habis Jatuh Tertimpa Tangga pula suami saya dipecat dan dipenjarakan akibat dituduh menggelapkan uang perusahaan. Akhirnya semua hutang bank dan biaya hidup saya tanggung sendiri membesarkan empat orang anak tanpa suami saya merupakan cobaan yang sangat berat bagi kehidupan saya. saya stres dan hampir memutuskan kejalan yag salah dengan mengakhiri hidup saya sendiri, dalam keterpurukan hidup saya, secara tidak sengaja saya membuka salah satu blog kesaksian dan membaca kolom komentar seseorang yg punya nasib yang sama dengan saya. Dalam komentarnya dia mengarahkan saya untuk menghubungi seorang guru yakni Kyai H. Achmad Mubarak yang membantunya keluar dari masalahnya. Saya mencoba menghubungi pak kyai dan alhamdulillah beliau bersedia membantu saya. Masyaallah berkat bantuan beliau akhirnya semua utang saya lunas dan saya mampu mendirikan usaha kembali , walhasil sekarang saya sudah memiliki aset dimana mana dan memiliki perusahaan yang mengeskpor hasil laut keluar negeri, Semua ini terjadi berkat Allah SWT lewat uluran tangan pak Kyai H. Achmad Mubarak yang begitu tulus dan baik dalam mengarahkan saya keluar dari masalah utang saya. Sebagai wujud Ungkapan rasa syukur dan terima kasih saya, saya akan memberikan nomor beliau kepada anda yang membaca cerita saya ini, jika saudara saudari memiliki masalah seperti saya silahkan hubungi beliau di nomor 0821 2545 0758. Semoga bermanfaat dan semoga kita selalu dalam lindungan Allah SWT. Amin yaa rabbal alamin. Allahu Akbar.
ReplyDelete