Pada kesempatan ini kami akan menyajikan cerita kunjungan
sehari di wisata Kebun Raya Bogor. Mengunjungi Bogor mungkin menjadi pilihan
bagi warga Jakarta dan sejumlah kota di Jawa Barat ketika akhir pekan tiba. Kota
yang dulu dikenal dengan sebutan Buitenzorg ini dikenal memiliki hawa
yang relatif sejuk karena berada di kaki Gunung Salak.
Salah satu destinasi wisata Kota Bogor atau yang biasa
dikenal dengan Kota Hujan ini adalah Kebun Raya Bogor. Destinasi wisata
Bogor yang satu ini berlokasi di pusat Kota Bogor dan selalu menyedot perhatian
banyak pengunjung, terutama ketika akhir pekan (weekend) atau hari libur
nasional tiba. Suasana yang asri ditambah dengan rimbunnya pepohonan ditambah
lagi dengan hawa sejuk kota adalah kelebihannya.
Namun, tidak hanya sebatas itu, Kebun Raya Bogor yang
didirikan pada 1947 oleh ahli botani
Jerman bernama Prof. Dr. CGC Reindwart ini juga menyimpan sudut-sudut yang unik
di dalamnya. Anda bisa menguak keistimewaan Kebun Raya saat menapaki ruas jalan
di dalamnya.
Tugu Peringatan Reindwart
Tugu Peringatan Reindwart dibangun untuk memperingati usia
189 tahun Kebun Raya Bogor pada 2006. Dalam perayaan acara ini, diadakan pula
penanaman bibit pohon oleh 10 Menteri Lingkungan Hidup negara-negara ASEAN. Acara
ini juga bertepatan dengan dengan ASEAN Environmental Year.
Jembatan Gantung Merah
Sepintas, Jembatan Gantung Merah Kebun Raya Bogor tidak ada
yang spesial kelihatannya. Namun, mitos yang berkembang membuat jembatan ini
semakin menarik. Konon, jika pasangan yang melintas di Jembatan Gantung Merah,
hubungannya akan gagal. Sebaliknya, jika dua orang melintas di atas jembatan
tanpa memiliki hubungan apa-apa, bisa jadi mereka akan memiliki suatu hubungan.
Makam Ratu Galuh
Selain tempat wisata, Kebun Raya Bogor juga menjadi tempat
perziarahan. Di dalam kompleks Kebun Raya Bogor terdapat tiga makam. Makam
pertama, adalah makam Ratu Galuh Mangkualam yang merupakan isteri dari Prabu
Siliwangi, makam ini diperkirakan telah berumur sekitar 600 tahun.
Dua makam lain, adalah makam Mbah Jepra dan makam senopati
Mbah Baul. Ketiga makam ini dianggap bernilai penting bagi keberadaan Kebun
Raya Bogor karena berkaitan dengan aspek historis pendirian Kebun Raya Bogor.
Dulunya, area Kebun Raya Bogor merupakan hutan atau kebun
buatan (samida) yang dimiliki oleh Prabu Siliwangi. Sejarah ini ditulis pada
Prasasti Batutulis. Samida ini dijaga untuk menjaga kelestarian lingkungan dan
pembenihan kayu langka. Namun hutan ini sempat terabaikan ketika Kerajaan Sunda
ditaklukkan oleh Kesultanan Banten. Pada masa penjajahan samida ini mulai
mendapat perhatian dan dijadikan sebagai salah satu taman atau kebun yang
berisi koleksi tumbuhan langka.
Bunga Bangkai Raksasa
Koleksi terkenal di Kebun Raya Bogor adalah Bunga Bangkai
Raksasa yang memiliki nama latin Amorphophallus Titanium. Bunga raksasa
yang berukuran tinggi hingga 3 meter ini diambil dari muara Aimat, Jambi, pada
1992. Bunga Bangkai ini unik karena saat mekar, baut tidak sedap serupa bangkai
menyebar dari dalamnya. Bau busuk ini muncul untuk menarik perhatian serangga.
Griya Anggrek
Rafflesia Patma Blume mekar di Kebun Raya Bogor |
Sesuai namanya, Griya Anggrek merupakan tempat ratusan
spesies anggrek diletakkan di Kebun Raya Bogor. Bahkan, sejumlah bibit anggrek
bisa Anda beli sebagai oleh-oleh. Namun, untuk mencapainya Anda perlu berjalan
mengitari Kebun Raya Bogor. Tempat ini memang terletak di salah satu sudut
Kebun Raya Bogor yang agak jauh dari jangkauan.
Selain lokasi-lokasi yang telah disebutkan, Kebun Raya Bogor
memiliki Hebrarium, Laboratorium Botani, dan museum. Selain di Bogor, Kebun
Raya terdapat di Sumatera Utara (Deli Serdang dan Sibolangit), dan Pasuruan
(Jawa Timur). Tertarik dengan ulasan kami? Silahkan berwisata di Kebun Raya
Bogor.
Makasih gan postingannya, Jadi punya referensi kalau mau ke Kebun Raya Bogor ... tempat wisata indonesia
ReplyDelete